Rabu, Oktober 29, 2008

Lelaki Bajingan

Hari sudah begitu larut. Jam menunjukkan pukul 1.30 malam. Tiba-tiba hp berdering, dengan males ku jawab panggilan tersebut.


“ternyata semua lelaki bajingan..!!!! semua lelaki bangsat dan gak tau diri..!!!”


Suara itu begitu emosi dengan sesekali isakan tangis terdengar. Pemilik suara itu adalah Rina, salah satu sahabat karibku. Walaupun jarang bertemu, kami sering berbagi cerita lewat telpon. Dia sering bercerita tentang kisah cintanya, pekerjaan ataupun permasalahan keluarganya. Sedangkan aku hanya berusaha memberikan pendapat dan semangat untuk memotivasinya.


”dia kan tau gw sayang padanya, gw slalu memperhatikannya dan gw mau ngelakuin apa aja yang dia ingin.!! tapi apa balasannya? tanpa berdosa dia selingkuh dengan cewe lain..!!!!”

Suara sesegukan masih terdengar, walaupun nada bicaranya tidak se-emosi tadi. Sepertinya dia mulai bisa mengendalikannya.


”gw gak cari pacar lagi, tapi calon suami. Lo tau umur gw sudah sangat cukup untuk menikah, tapi semua cowo yg jadi kekasih gw cuma bisa nyatikin. Lo taukan si Rendi yang cuma melorotin uang gw ..!! dan Ali yang gak pernah peduli, trus Fahmi dan sekarang Danil yang ngedua-in gw.!! gw gak pernah nuntut banyak sama mereka. "


Belum sepatah katapun keluar dari mulut gw, hanya mendengarkan dan memberikan kesempatan untuk mencurahkan semua kekesalannya.


”gw ingin dapet kekasih yang mau mendengarkan cerita gw, yang peduli dan selalu memberi semangat. Dan kenapa semua itu ada pada diri elo ?? dan elo bukan lelaki bajingan satu-satunya yang gw kenal?”


Aku tersentak dengan kata-kata yang baru saja terucap. Begitu berkesan kah pembicaraan kita selama ini? Sehingga kata-kata itu harus terucap darinya. Wanita cantik dan terpintar yang pernah kukenal ternyata mengagumi ku. Oh Tuhan.!! Berkah apa yang Engkau berikan kepada ku sehinga malam ini aku mendengar kata-kata terindah dalam hidupku.


”memang, semua lelaki bajingan, termasuk gw.”


Ah... bodohnya aku, kenapa kata-kata itu yang keluar begitu aja dari mulut ini..??? bukan kah saat-saat ini yang selalu gw nantikan? Suasana jadi hening, sesaat kami berdua membisu. Aku hanya bisa terdiam menyesali kebodohan ku dan menunggu komentar dari perkataanku.


”sebangsat apapun, elo tetap yang terbaik bagi gw. gw sayang sama elo..”

0 komentar: